1.7.3 Alat & Praktik Menulis Laporan Bug (Jira hay
Gambar 1.7.1 Logo Jira
Source: Jira Attlasian (n.d).
Dalam lingkungan kerja profesional, kualitas laporan bug bukan hanya dinilai dari akurasinya, tetapi juga dari cara bug tersebut dikomunikasikan dan ditindaklanjuti secara kolaboratif oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, QA engineer membutuhkan alat bantu (tools) yang tidak hanya mampu mendokumentasikan temuan, tetapi juga mampu menghubungkan semua pihak yang terlibat, mulai dari pengembang, product owner, hingga manajer proyek.
Apa Itu Jira?
Jira adalah sebuah alat manajemen proyek dan pelacakan isu (issue tracking system) yang dikembangkan oleh Atlassian. Meskipun awalnya dirancang untuk keperluan bug tracking, Jira kini telah berkembang menjadi platform yang mendukung seluruh siklus pengembangan perangkat lunak, terutama dalam metodologi Agile seperti Scrum dan Kanban.
Bagi QA, Jira menjadi alat utama untuk:
● Mencatat bug yang ditemukan saat pengujian
● Menentukan priority dan severity
● Menyimpan bukti-bukti pendukung, seperti screenshot, video, atau log
● Memberikan tanggung jawab pada tim pengembang (assignee)
● Melacak status perbaikan melalui workflow
● Menjadi catatan historis untuk regresi di masa mendatang
Alasan Jira Penting untuk QA
Memiliki catatan bug saja tidak cukup jika tidak bisa dikelola dan dipantau dengan rapi. Dalam praktik pengembangan yang dinamis, satu sprint saja bisa menghasilkan puluhan bahkan ratusan laporan bug. Tanpa sistem seperti Jira, QA akan kesulitan menjawab pertanyaan penting seperti:
● Apakah bug ini sudah diperbaiki?
● Siapa yang mengerjakan perbaikannya?
● Apakah bug ini sudah diuji ulang?
● Apakah bug ini pernah muncul sebelumnya?
Jira memungkinkan QA untuk bekerja secara transparan dan terdokumentasi, sehingga tidak terjadi miskomunikasi antara QA dan developer, serta menghindari pengulangan diskusi tentang bug yang sama. Selain itu, Jira dapat disesuaikan dengan kebutuhan tim atau regulasi tertentu, seperti dalam proyek fintech atau layanan kesehatan.
Jira Bukan Sekadar Tools, Tapi Praktik Kerja
Salah satu kesalahan umum bagi pemula adalah menganggap Jira hanya sekadar platform tempat “mencatat bug”. Padahal, efektivitas Jira sangat bergantung pada kualitas informasi yang dimasukkan oleh QA. Jira memang menyediakan berbagai kolom seperti Summary, Description, Attachment, Priority, dan sebagainya, tetapi semua itu baru bermanfaat jika diisi dengan informasi yang lengkap, jelas, dan terstruktur.
Maka dari itu, pembelajaran Jira tidak boleh hanya difokuskan pada “di mana mengklik tombol ini atau itu”, tetapi juga mencakup hal:
● Apa yang seharusnya ditulis dalam sebuah bug report?
● Bagaimana menulis deskripsi yang mudah dipahami developer?
● Apa bukti yang perlu dilampirkan agar bug bisa direproduksi dengan cepat?
● Kapan bug perlu ditandai sebagai ‘High Priority’?
Dalam pembelajaran ini, Digiers tidak hanya akan mempelajari langkah teknis membuat bug report di Jira, tetapi juga cara menyusunnya secara profesional dan efektif, sehingga proses perbaikan bug menjadi lebih cepat dan kolaboratif.
Bagaimana Cara Membuat Akun di Jira?
- Buka https://www.atlassian.com/software/jira
- Klik “Get it free”
- Login dengan akun Google atau email biasa
- Buat nama situs baru (contoh: qatraining-2025.atlassian.net)
- Pilih “Software Development” > Klik “Continue”
- Masukkan nama projek: QA Test
- Pilih Task, Story dan Bug > Klik “Next”
- Untuk status pada Jira, bisa disesuaikan:
- Klik “Finish”
- Tampilan awal board Jira, secara otomatis akan langsung menampilkan contoh project yang telah dibuat dalam beberapa status (namun bisa Digiers sesuaikan).
Elemen Kunci dalam Bug Report di Jira
1. Issue Type
Pilih jenis isu yang tepat: Bug → digunakan untuk laporan kesalahan sistem. Jangan pilih Task, Story, atau Epic untuk error.
2. Summary (Judul Bug)
Merupakan ringkasan masalah; muncul pertama kali di daftar backlog.
Format yang umum digunakan:
[Nama Modul] Ringkasan masalah
Contoh:
[Checkout] Tombol bayar tidak aktif saat memilih metode VA BCA
Hindari judul terlalu umum seperti: “Error”, “Gagal transaksi”, “Bug di halaman”
3. Description (Deskripsi Lengkap)
Deskripsi adalah bagian terpenting dari bug report. Format umum yang dipakai:
Steps to Reproduce:
1. Langkah pertama
2. Langkah kedua
3. ...
Expected Result:
Jelaskan hasil yang seharusnya muncul
Actual Result:
Jelaskan apa yang benar-benar terjadi
Environment:
- Platform (Web/Mobile)
- OS & Versi
- App Version
- Server (staging/production)
Evidence:
- Screenshot, screen recording, atau log error
Tips:
● Gunakan penomoran (1, 2, 3) untuk langkah
● Pisahkan antara hasil yang diharapkan dan nyata
● Jika bug tidak konsisten, sebutkan: Intermittent: 3 dari 5 percobaan gagal
4. Attachments
Gunakan fitur Drag & Drop untuk melampirkan:
● Screenshot
● Rekaman layar
● File .log atau yang lain jika perlu
5. Priority & Severity
● Priority menunjukkan seberapa cepat bug perlu ditangani, biasanya ditentukan oleh QA atau PM:
○ Highest: memblokir proses bisnis inti
○ High: mengganggu user experience kritis
○ Medium: masih bisa dikompensasi
○ Low: masalah minor / kosmetik
● Severity biasanya hanya ditambahkan via label (misal severity:critical, severity:minor)
6. Assignee dan Reporter
● Reporter: Otomatis QA yang membuat bug
● Assignee:
○ Bisa dibiarkan kosong agar otomatis diassign oleh PM/Scrum Master
○ Atau langsung ditujukan ke developer jika tahu tanggung jawab modulnya
7. Labels
● Fungsinya untuk filter dan tracking
● Contoh label umum:
○ login, staging, critical, ui, regression
○ Label sprint atau tim: sprint-12, team-mobile
8. Status (Workflow)
Jira memungkinkan bug bergerak dalam siklus seperti:
To Do → In Progress → In Review → Ready for QA → Done
QA perlu mengikuti perkembangan status bug secara aktif dan menyiapkan pengujian ulang (retest).
9. Custom Field (Opsional)
Beberapa proyek Jira menambahkan custom field:
● Reproduced by (QA internal / user)
● Impacted module
● Root cause (diisi oleh dev pasca fix)
● Sprint / Epic link
Sebelum submit bug report, pastikan bahwa:
● Report sudah jelas dan bisa direproduksi
● Ada langkah-langkah lengkap
● Ada bukti visual atau log
● Judul informatif dan deskriptif
● Priority sesuai dengan dampaknya
Dengan memahami dan menerapkan elemen-elemen di atas, QA dapat membuat laporan bug yang:
● Mempermudah developer dalam menindaklanjuti isu
● Mempercepat siklus penanganan bug
● Menjadi dokumentasi penting dalam pengujian regresi dan audit kualitas produk
Studi Kasus: Bug di Fitur Transfer
Seorang pengguna menggunakan aplikasi fintech untuk mentransfer uang ke rekening BRI sebesar Rp250.000. Setelah memasukkan OTP dan menekan tombol 'Kirim', muncul pesan 'Transaksi Gagal', namun saldo tetap terpotong dan tidak ada bukti transaksi. QA diminta melaporkan bug ini melalui Jira.
- Buat akun di Jira (langkah-langkahnya terdapat pada materi sebelumnya)
- Buka board Jira, klik tombol “+ Create”
- Pilih project
- Pilih Work type: Bug
- Isi Summary: [Transfer] Saldo terpotong meskipun transaksi gagal ke Bank BRI
- Isi Description dengan Steps to Reproduce, Expected Result, Actual Result dan Environment
Description: |
7. Isi Severity: Critical, Priority: High, Labels: (bisa dikosongkan) dan Assignee: (bisa dikosongkan / assign ke developer terkait)
8. Jika sudah, klik tombol “Create” untuk membuat laporan bug.
9. Tampilan bug report yang sudah dibuat pada Jira: