Topik 1.1 – Pengenalan Product Management dan Kebutuhan Ekosistem Digital
Di balik setiap fitur canggih yang kita nikmati, mulai dari kemudahan membayar tagihan lewat E-Wallet hingga rekomendasi produk di e-commerce, ada seorang pemimpin yang memastikan semuanya berjalan mulus dan menjawab kebutuhan pengguna. Mereka adalah Product Manager (PM), sosok yang sering disebut sebagai “mini-CEO” dari sebuah produk. Namun, apa sebenarnya yang mereka lakukan? Bagaimana mereka mengorkestrasi tim, data, dan teknologi dalam ekosistem digital yang begitu kompleks?
Bagi siapa pun yang ingin berkarir di dunia digital, pemahaman tentang product management adalah fondasi yang krusial. Seorang PM modern bukan lagi sekadar pengelola daftar pekerjaan (backlog) untuk tim developer. Mereka adalah ahli strategi, analis data, negosiator, sekaligus visioner yang memastikan sebuah produk tidak hanya berhasil secara teknis, tetapi juga sukses di pasar dan relevan bagi penggunanya.
Topik ini penting untuk membuka wawasan fundamental mengenai bagaimana sebuah produk digital dilahirkan, dikembangkan, dan dikelola. Mulai dari merumuskan strategi, mengintegrasikan API dengan mitra seperti bank atau e-wallet, hingga memastikan produk tetap patuh pada regulasi di perusahaan besar. Memahami peran ini akan memberikan keunggulan kompetitif, baik di startup yang bergerak cepat maupun di korporasi yang terstruktur.
🧠 Refleksi Singkat
Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita jeda sejenak untuk merefleksikan peran di balik produk-produk digital yang kita nikmati setiap hari. Coba renungkan beberapa hal berikut:
- 👉 Ketika mendengar istilah ‘Produk Digital’, apa yang pertama kali terlintas di benakmu? Apakah hanya sebatas aplikasi di ponsel, atau lebih luas dari itu?
- 👉 Di balik sebuah fitur di aplikasi favoritmu, pernahkah kamu membayangkan siapa saja yang terlibat? Dari perancang tampilan, programmer, hingga tim bisnis dan bagaimana mereka semua bekerja sama?
- 👉 Jika seorang Product Manager sering disebut sebagai ‘mini-CEO’ dari sebuah produk, apa kira-kira tugas utama yang mereka emban setiap harinya untuk memastikan produk tersebut berhasil?
- 👉 Sekarang, posisikan diri kamu: jika kamu ditunjuk menjadi seorang PM untuk mengembangkan fitur baru, langkah pertama apa yang akan kamu pikirkan untuk memastikan ide tersebut tidak hanya menjadi angan-angan?
Digiers, sebelum kita memulai perjalanan ini, mari kita pahami bersama capaian yang akan kita raih. Berikut adalah tujuan pembelajaran yang akan menjadi kompas kita:
🎯 Tujuan Pembelajaran
- 👉 Mampu mengidentifikasi konsep dasar product management dan peran product manager dalam ekosistem digital.
- 👉 Menyebutkan tanggung jawab utama product manager dalam analisis proses bisnis digital.
- 👉 Menjelaskan hubungan antara product management dan kebutuhan ekosistem digital, seperti di sektor fintech ataupun industri lainnya.
- 👉 Mampu memahami proses manajerial dasar dalam pengelolaan produk digital.
Topik 1.1.1 – Product Management Role 101
Setelah sebelumnya kita membahas gambaran besar ekosistem digital, kini saatnya kita menyelami lebih dalam salah satu peran paling krusial di dalamnya: Product Manager. Namun, sebelum mengenal sosoknya, mari kita pahami terlebih dahulu disiplin ilmunya, yaitu Product Management.
Apa itu Product Management?
Secara fundamental, Product Management adalah sebuah disiplin yang mengelola seluruh proses mulai dari ide, pengembangan, peluncuran, hingga iterasi untuk menghasilkan sebuah produk yang sukses dan berkualitas.
Gambar 1.1.1 Flow Product Management
Menariknya, konsep ini bukanlah hal baru yang lahir bersama era digital. Product Management sudah ada jauh sebelum metode Agile ditemukan. Kini, perannya menjadi semakin vital seiring pesatnya laju teknologi yang mendorong transformasi bisnis di berbagai industri.
Lalu, siapa yang bertanggung jawab menjalankan proses ini? Tentu saja, seorang Product Manager (PM). Dengan kata lain, inti dari pekerjaan seorang PM adalah menjadi nakhoda yang mengarahkan produk dari sebuah konsep menjadi kenyataan yang bernilai, memastikan setiap langkahnya selaras dengan strategi bisnis perusahaan.
Evolusi Product Management dari Tahun ke Tahun
Untuk memahami peran PM modern, kita perlu melihat jejak sejarahnya yang ternyata tidak dimulai dari Silicon Valley, melainkan dari industri barang konsumsi.
⬛ Cikal Bakal di Procter & Gamble (1931)
Gambar 1.1.2 Neil H. McElroy
Sumber : Nash, K. (2019, March 6).
Gambar 1.1.3 The History of PM
Pada awalnya, Product Manager disebut dengan istilah Brand Man, yang memiliki kewajiban untuk mengatur proses riset, produksi, marketing, sampai dengan penjualan produk. Menurut Elroy, cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan pengujian lapangan dan berinteraksi dengan klien secara terus-menerus.
⬛ Evolusi di Hewlett-Packard (1943)
Gambar 1.1.4 Hewleet-Packard
Sumber : The Heinz Family Foundation. (1996).
Setiap divisi ini dipimpin oleh seorang Product Leader yang memiliki tanggung jawab penuh atas pengembangan, produksi, dan pemasaran produknya sendiri. Aturan uniknya, jika sebuah divisi sudah terlalu besar (melebihi 500 orang), divisi tersebut akan dipecah lagi untuk menjaga fokus dan kelincahan dalam menangani setiap produk.
⬛ Pengaruh Toyota Production System (1948-1975)
Gambar 1.1.5 Toyota Production System
Sumber : Lean Enterprise Institute. (n.d.).
Di seberang samudra, antara tahun 1948-1975, Toyota mengembangkan sebuah sistem manufaktur legendaris yang dikenal sebagai Toyota Production System (TPS). Seperti yang dijelaskan dalam buku The Toyota Way (2003) karya Jeffrey K. Liker, sistem yang dipimpin oleh seorang manajer produk ini menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, fokus pada nilai pelanggan, dan perbaikan berkelanjutan. Implementasi dan pengembangan Toyota Production System mulai memakai konsep yang sampai sekarang dipegang oleh Product Manager di zaman modern.
Konsep tersebut, yaitu Kaizen - fokus kepada improvement terus menerus sambil melakukan inovasi, dan Genchi Genbutsu - berpegang pada fakta dan data untuk membuat keputusan yang benar.
⬛ Konsep Scrum dan Agile (Tahun 1990-2000+)
Gambar 1.1.6 Agile Framework
Memasuki era 1990-an, dunia teknologi dan perangkat lunak mengalami percepatan luar biasa. Kebutuhan pasar berubah dengan sangat cepat. Metode pengembangan tradisional seperti Waterfall, yang bersifat linear dan kaku (selesaikan satu tahap baru lanjut ke tahap berikutnya), mulai terasa lambat dan tidak relevan. Sering kali, saat sebuah produk akhirnya selesai dikembangkan dan diluncurkan, kebutuhan pasar sudah keburu berubah.
Untuk menjawab tantangan ini, lahirlah metodologi Agile Software Development. Tujuannya adalah untuk memungkinkan tim pengembang bergerak secara lincah, adaptif, dan selalu berorientasi pada kebutuhan pasar (market-driven). Dengan pendekatan iteratif, produk dikembangkan dalam siklus-siklus pendek, memungkinkan tim untuk mendapatkan feedback dan melakukan penyesuaian secara berkala.
⬛Era Lean Startup: Validasi dan Inovasi Cepat (2010-an)
Gambar 1.1.7 Lean Startup Cycle
Pada dekade berikutnya, evolusi berlanjut. Berdasarkan buku fenomenal "The Lean Startup" (2011) karya Eric Ries, sebuah filosofi baru diadopsi secara luas. Lean Startup tidak hanya berfokus pada kecepatan pengembangan, tetapi pada efisiensi dalam berinovasi.
Tujuan utamanya adalah untuk mempersingkat siklus pengembangan produk dengan mengadopsi pendekatan Build-Measure-Learn (Bangun-Ukur-Pelajari). Artinya, perusahaan didorong untuk:
Membangun versi paling sederhana dari produk (Minimum Viable Product).
Mengukur respons pasar melalui pengujian pengguna (user testing) dan pemantauan metrik secara berkala.
Mempelajari data yang didapat untuk memutuskan apakah akan melanjutkan, mengubah arah (pivot), atau menghentikan ide tersebut.
Filosofi ini memastikan perusahaan selalu mendengarkan pelanggan dan tidak membuang sumber daya untuk membangun sesuatu yang tidak diinginkan pasar.
Posisi Strategis Product Manager dalam Perusahaan
Setelah memahami sejarahnya, pertanyaan selanjutnya adalah: di mana sebenarnya posisi seorang Product Manager (PM) dalam sebuah organisasi? Untuk menjawabnya, kita bisa menggunakan diagram Venn yang sangat populer dalam dunia product management.
Gambar 1.1.8 Insection PM
Diagram tersebut menggambarkan bahwa posisi PM berada di persimpangan (intersection) antara tiga domain krusial:
-
Technology (Teknologi) : Memahami apa yang mungkin dibangun oleh tim engineering dan bagaimana cara kerjanya.
-
User Experience (UX) : Memahami kebutuhan, masalah, dan perilaku pengguna untuk menciptakan solusi yang intuitif dan bermanfaat.
-
Business (Bisnis) : Memahami tujuan perusahaan, pasar, dan bagaimana produk dapat menghasilkan nilai (value) serta keuntungan.
Siapa Sebenarnya Product Manager?
Secara esensi, seorang Product Manager adalah:
-
Individu yang memahami bisnis dan pelanggan secara mendalam untuk mengidentifikasi peluang yang tepat dalam menghasilkan nilai produk.
-
Sosok yang bertanggung jawab memadukan berbagai data—mulai dari analisis pengguna, feedback pelanggan, riset pasar, hingga masukan dari stakeholder untuk menentukan arah dan prioritas kerja tim produk.
-
Pemimpin yang memastikan tim tetap fokus pada "mengapa" (alasan di balik pembuatan produk) dan "apa" (hasil yang ingin dicapai) dari setiap inisiatif.
Tanggung Jawab Inti
Seorang Product Manager harus ahli dalam berkoordinasi dengan berbagai stakeholder dan mampu menciptakan fitur yang bermanfaat bagi pengguna, meskipun dihadapkan pada keterbatasan sumber daya (resources) dan waktu. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh terhadap aspek bisnis perusahaan adalah sebuah keharusan.
Secara garis besar, berikut adalah tanggung jawab utama seorang Product Manager:
Gambar 1.1.9 Tanggung Jawab PM
Selain yang tergambar di atas, ada satu tanggung jawab krusial lainnya:
Mengelola Risiko (Risk Management): Seorang PM juga bertindak sebagai manajer risiko. Mereka harus proaktif mengidentifikasi, menilai, dan menyusun strategi untuk memitigasi potensi masalah yang dapat mengancam keberhasilan produk. Risiko ini bisa datang dari berbagai arah:
-
Risiko Pasar (Market Risk): Apakah ada permintaan nyata untuk produk ini? Risiko terbesar adalah membangun sesuatu yang tidak diinginkan siapa pun.
-
Mitigasi: Validasi pasar melalui riset, survei, dan peluncuran MVP (Minimum Viable Product).
-
Risiko Teknis (Technical Risk): Apakah fitur ini bisa dibangun dengan teknologi, waktu, dan sumber daya yang ada?
-
Mitigasi: Melakukan studi kelayakan (feasibility study) bersama tim engineering dan memecah fitur kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
-
Risiko Bisnis (Business Risk): Apakah produk ini sejalan dengan tujuan strategis perusahaan dan layak secara finansial?
-
Mitigasi: Membuat business case yang kuat dan memastikan dukungan dari stakeholder kunci.
-
Risiko Pengguna (User Risk/Usability Risk): Apakah pengguna akan merasa produk ini mudah digunakan dan memberikan nilai?
-
Mitigasi: Melakukan usability testing secara rutin dengan prototipe dan versi awal produk.
Karena tanggung jawab yang luas inilah, posisi PM dianggap sangat penting dalam sebuah perusahaan.
Peran dan Tugas Harian Product Manager
Dari berbagai tanggung jawab di atas, tugas harian seorang PM dapat dikelompokkan ke dalam tiga peran utama:
Connecting & Communicating
Analisis & Pembelajaran
Pengarah, Pembuat Keputusan & Dokumentasi
Product Manager VS Project Manager
Salah satu kebingungan yang sering terjadi adalah perbedaan antara Product Manager dan Project Manager. Meskipun sering bekerja sama, fokus dan tanggung jawab keduanya sangat berbeda.
Product Manager |
Project Manager |
|
Deskripsi |
Mengawasi semua kebutuhan produk, dari proses pengembangan sampai peluncuran |
Mengawasi semua kebutuhan project, mulai dari penugasan sampai penyelesaian |
Fokus |
Strategi produk |
Koordinasi saat bekerja |
Tugas |
Mengumpulkan data, membuat rancangan produk, dan memprioritaskan peluncuran produk |
Mengkoordinasikan pekerjaan, merencanakan KPI, dan ruang lingkup sumber daya |
Keberhasilan |
Memperbaiki kegagalan, menggunakan bahan baku dengan efisien, dan memenuhi target penjualan |
Menjalin komunikasi yang baik dengan tim, melacak resiko, dan mencapai tujuan bisnis |
Tabel 1.1.1 Product Manager VS Project Manager
Jenjang Karir Seorang Product Manager (PM Career Path)
Setelah memahami peran dan tanggung jawabnya, mari kita lihat bagaimana jenjang karir seorang Product Manager terbentuk dan seperti apa gambaran aktivitas mereka sehari-hari. Secara umum, jalur karier seorang PM dapat dibagi menjadi dua jalur utama: Individual Contributor (Kontributor Individu) dan Product Leadership (Kepemimpinan Produk).
Gambar 1.1.10 Jenjang karir Product Manager
Gambar di atas merupakan tingkatan karier seorang PM. Penjelasan detailnya berikut ini:
-
Individual Contributor
-
Fokus menghabiskan karier profesionalnya untuk terlibat dalam pengembangan produk.
-
Exposure terhadap product yang dihandle akan semakin banyak seiring meningkatnya jabatan pekerjaan.
-
Product Leadership Roles
-
Melakukan pengembangan terhadap setiap individu yang menjadi subordinate.
-
Memiliki wewenang yang cukup untuk menentukan arah serta visi pengembangan produk.
Setelah melihat tingkatan perjalanan karier PM, gambar di bawah ini adalah lingkup tanggung jawab yang perlu kamu lakukan sesuai tahapan karier PM:
Gambar 1.1.11 Scope tanggung jawab Product Manager Sesuai posisi
PM Day-to-Day Activities
Seperti apa kesibukan seorang PM dalam satu hari? Berikut adalah gambaran umum aktivitas mereka, yang menunjukkan bagaimana mereka menyeimbangkan antara strategi, komunikasi, dan eksekusi.
Gambar 1.1.12 PM Day-to-day Activities
Sebagai rangkuman, ada dua pilar utama yang mendefinisikan peran seorang Product Manager:
-
Kepemilikan Menyeluruh (End-to-End Ownership): Sejak awal sejarahnya, peran PM adalah memiliki produk secara utuh—mulai dari visi, riset pasar, pengalaman pengguna (UX), kelayakan teknis, hingga strategi peluncuran. PM harus mampu menghubungkan kebutuhan pengguna, tujuan bisnis, dan kemampuan teknis, lalu menerjemahkannya ke dalam roadmap dan PRD yang jelas.
-
Kolaborasi Aktif dan Pengambilan Keputusan Berbasis Data: PM adalah pusat kolaborasi. Mereka bekerja sangat erat dengan tim UX untuk memahami perjalanan pengguna, dengan tim engineering untuk memastikan kelayakan fitur, dan dengan stakeholder lain (seperti marketing dan sales) untuk menyelaraskan strategi. Semua keputusan yang diambil selalu didasari oleh data dan analisis yang terstruktur.
Sumber Referensi
Agile Alliance. (n.d.). What is Agile Software Development? https://agilealliance.org/agile101/
Alpha JWC Ventures. (2020, 29 Oktober). How to apply the Lean Startup method in your business. https://www.alphajwc.com/en/lean-startup-method/
Binar Academy. (2022, 13 Oktober). Product manager vs project manager, kenali perbedaan keduanya. Binar Academy Blog. https://www.binar.co.id/blog/product-manager-vs-project-manager
Cast, S. (2016, 26 Juli). A brief history of product management. Mind the Product. https://www.mindtheproduct.com/history-evolution-product-management/
Elizalde, D. (n.d.). Are you a business-savvy product manager? https://danielelizalde.com/are-you-a-business-savvy-product-manager/
Gnanasambandam, C., Harrysson, M., Srivastava, S., & Juan, Y. (2017, 24 Agustus). Product managers for the digital world. McKinsey & Company. https://www.mckinsey.com/industries/technology-media-and-telecommunications/our-insights/product-managers-for-the-digital-world
Mafi, N. (2018, 13 Desember). McKinsey design consulting group confirms the importance of design to business. Architectural Digest. https://www.architecturaldigest.com/story/mckinsey-design-consulting-group-confirms-the-importance-of-design-to-business
Mihailescu, C. (2018, 4 September). The history and evolution of product management — Part 1. Medium. https://medium.com/agileinsider/the-history-and-evolution-of-product-management-part-1-23cb7a858f05
MongoDB. (n.d.). SiCepat Ekspres scales to serve 800,000 deliveries a day with MongoDB Atlas on AWS. https://www.mongodb.com/solutions/customer-case-studies/sicepat-ekspres
Productboard. (n.d.). What is backlog grooming? https://www.productboard.com/glossary/backlog-grooming/
Tatomirov, J. (2022, 1 Juni). What is Software Development Life Cycle (SDLC)? phoenixNAP. https://phoenixnap.com/blog/software-development-life-cycle
Uzialko, A. (2023, 18 Agustus). Agile vs. Scrum: What’s the difference? Business News Daily. https://www.businessnewsdaily.com/com/4987-what-is-agile-scrum-methodology.html
Glosarium
Istilah |
Definisi Singkat |
Agile |
Metodologi pengembangan produk yang menekankan pada siklus kerja pendek (iterasi), fleksibilitas terhadap perubahan, dan kolaborasi erat untuk menghasilkan produk secara cepat dan adaptif. |
API (Application Programming Interface) |
Sebuah jembatan perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi berbeda untuk berkomunikasi dan bertukar data satu sama lain secara terstruktur. |
Backend |
Sisi "dapur" atau "mesin" dari sebuah aplikasi yang tidak terlihat oleh pengguna. Bagian ini bertanggung jawab atas logika bisnis, pemrosesan data, dan interaksi dengan database. |
Backlog |
Daftar pekerjaan atau fitur yang terprioritaskan yang perlu dikerjakan oleh tim pengembangan. Dikelola oleh Product Manager.c |
CI/CD (Continuous Integration/Continuous Deployment) |
Praktik otomatisasi dalam pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan tim untuk membangun, menguji, dan merilis pembaruan kode secara cepat dan andal. |
Database |
Sistem terorganisir untuk menyimpan, mengelola, dan mengambil data elektronik dalam jumlah besar. |
Design System |
Kumpulan komponen, standar, dan aturan desain yang dapat digunakan kembali untuk membangun antarmuka produk secara konsisten dan efisien. |
DevOps |
Sebuah kultur dan praktik yang menggabungkan pengembangan perangkat lunak (Dev) dan operasi IT (Ops) untuk mempercepat siklus pengembangan produk |
Ekosistem Digital |
Jaringan yang terdiri dari berbagai peran (PM, Desainer, Developer, QA), alat (tools), dan proses yang saling terhubung dan bekerja sama untuk membangun dan mengelola produk digital. |
Frontend |
Sisi visual dari sebuah situs web atau aplikasi yang berinteraksi langsung dengan pengguna. Dibangun menggunakan teknologi seperti HTML, CSS, dan JavaScript. |
Full-Stack |
Sebutan untuk developer yang memiliki keahlian di kedua sisi pengembangan, baik frontend maupun backend. |
Git |
Sistem kontrol versi yang digunakan oleh developer untuk melacak perubahan pada kode dan berkolaborasi dengan tim. |
KPI (Key Performance Indicator) |
Metrik terukur yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan suatu produk atau fitur terhadap tujuan yang telah ditetapkan. |
Latency |
Waktu tunda atau jeda antara saat permintaan dikirim hingga respons diterima. Semakin rendah latensi, semakin cepat sistemnya. |
Lean Startup |
Sebuah metodologi untuk mengembangkan bisnis dan produk yang bertujuan mempersingkat siklus pengembangan dengan pendekatan Build-Measure-Learn untuk mengurangi pemborosan sumber daya |
MVP (Minimum Viable Product) |
Versi paling dasar dari sebuah produk baru yang memiliki fitur cukup untuk dapat digunakan oleh pengguna awal dan memberikan feedback untuk pengembangan selanjutnya. |
PRD (Product Requirement Document) |
Dokumen utama yang dibuat oleh Product Manager yang berisi detail lengkap tentang sebuah produk atau fitur yang akan dikembangkan, termasuk visi, tujuan, requirement, dan kriteria keberhasilan. |
QA (Quality Assurance) |
Proses atau peran yang bertanggung jawab untuk memastikan kualitas produk melalui pengujian sistematis untuk menemukan dan melaporkan bug sebelum dirilis ke pengguna. |
Roadmap |
Peta jalan visual yang menggambarkan visi dan arah pengembangan sebuah produk dalam jangka waktu tertentu. |
Scrum |
Salah satu kerangka kerja (framework) Agile yang paling populer, menggunakan siklus kerja bernama sprint untuk mengelola pengembangan produk yang kompleks. |
SDLC (Software Development Life Cycle) |
Serangkaian tahapan (dari ide, desain, pengembangan, pengujian, hingga pemeliharaan) yang dilalui dalam proses pembuatan dan pengelolaan perangkat lunak. |
Stakeholder |
Individu atau kelompok yang memiliki kepentingan atau terpengaruh oleh sebuah produk, seperti tim bisnis, manajemen, investor, atau tim marketing. |
Technical Debt |
"Utang teknis" yang timbul akibat memilih solusi teknis yang lebih cepat tetapi kurang ideal untuk jangka panjang. Utang ini harus "dibayar" di kemudian hari dengan melakukan perbaikan (refactoring). |
UI (User Interface) |
Tampilan visual dari sebuah produk tempat pengguna berinteraksi. |
UX (User Experience) |
Keseluruhan pengalaman dan kepuasan yang dirasakan pengguna saat berinteraksi dengan sebuah produk. |
Waterfall |
Metodologi pengembangan produk tradisional yang bersifat linear dan sekuensial, di mana setiap fase harus diselesaikan sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. |